Kewajiban
terhadap Rasulullah SAW

Beriman
kepada Rasulullah SAW merupakan salah satu konsekuensi dari pemahaman
bersyahadah, yaitu Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Kesaksian
kita akan jujur dan istiqomah jika diwujudkan menjadi sikap:
1.
Membenarkan dan mengikuti apa yang
dibawa oleh Rasulullah SAW (QS 52: 2-4)
2.
Taat kepada Rasulullah SAW (QS
4:59-60)
3.
Menjauhi apapun yang dilarang dan
tidak disukai Rasulullah SAW (QS 59:7)
4.
Tidak beribadah kepada Allah kecuali
dengan apa yang disyari'ahkan oleh Rasulullah SAW. Sabda Nabi: "Tidak
beriman diantara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang
kubawa" (HR Tirmidzi)
Adapun diantara kewajiban kepada Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
1.
Beriman kepada Rasulullah SAW (QS
4:136/ 7:158)
Allah menegaskan perintah keimanan
kepada Rasulullah SAW lewat ayat di atas. Perintah-perintah dalam al-Qur'an ¾
secara umum ¾ berarti suatu kewajiban. Mustahil kita dapat mengikuti
Rasulullah SAW, jika tidak diawali dengan beriman kepadanya terlebih dahulu.
2.
Ketaatan kepada Rasulullah SAW (QS
4: 80)
Ketaatan kepada Nabi akan membawa
kepada sikap mau mengikuti beliau (ittiba'). Tidak ada ketaatan yang mutlak, kecuali dilakukan
kepada manusia yang membawa kebenaran Allah SWT. Ketaatan kepada Rasulullah SAW
pada hakikatnya merupakan ketaatan kepada Allah (QS 4:80). Manusia wajib taat
kepada Allah, kemudian Allah menegaskan bahwa ketaatan kepada Rasul adalah
sebagian dari ketaatan kepada-Nya. Maka ketaatan kepada Rasul, wajib juga untuk
umat Islam dan memiliki makna yang mendalam.
3.
Mengikuti Rasulullah SAW
(QS 3:31)
Yang kita lakukan dalam konteks
beribadah, bermu'amalah dan berakidah harus mengikuti Rasulullah SAW,
sebagaimana telah dicontohkan oleh beliau. Para ulama membuat sebuah kaidah: hal-hal yang berkaitan
dengan masalah ibadah dan akidah hukum dasarnya tidak boleh, kecuali apa yang dicontohkan Rasulullah SAW kecuali ada dalil yang
mengatakan boleh. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan muamalah (hubungan
sesama umat manusia) hukum dasarnya adalah boleh, kecuali bila ada dalil yang
mengatakan tidak boleh. Ittiba' ini merupakan bagian dari rasa cinta kita
kepada Rasulullah SAW. Mencintai Allah tak akan mungkin terjadi kecuali kita
sungguh-sungguh mencintai Rasulullah SAW.
4.
Bersholawat kepada Rasulullah SAW
Bila nama beliau disebut, kita wajib
menyampaikan sholawat untuknya. Hal ini salah satu syarat turunnya syafaat di
hari kiamat kelak.
5.
Memahami bahwa Rasulullah SAW adalah
Nabi penutup (QS 33:30)
Nabi adalah nabi terakhir, penutup
para nabi. Tidak ada lagi nabi, rasul dan wahyu setelahnya. Umat Islam tidak
perlu terjebak akan adanya klaim dari manusia yang mengaku bahwa dirinya adalah
seorang nabi. Jikapun ada, bisa dipastikan bahwa hal itu palsu, tidak perlu
diikuti bahkan harus diingkari. Aqidah tentang khotmun nubuwwah (Muhammad nabi terakhir) akan membebaskan kita dari
masalah teologis. Kita tidak perlu lagi mencari ajaran-ajaran kewahyuan di luar
ajaran Nabi SAW.
6.
Membela Rasulullah SAW
Sikap cinta perlu dibuktikan dengan pembelaan
kepada Rasulullah SAW. Khususnya dari pihak yang ingin mendiskreditkan,
memfitnah Rasulullah SAW. Pembelaan kepada beliau berarti juga pembelaan kepada
kebenaran dan keberlangsungan ajaran Islam. Allah selalu membela Nabi, dengan
menurunkan mu'zijat, memberikan kemampuan berdebat, bahkan dengan menurunkan
para malaikat kepada beliau.
Beberapa kewajiban kita kepada Rasulullah SAW, dilakukan karena dalam diri
beliau terdapat panutan (suri teladan) yang baik dengan pengharapan
pertemuan dengan Allah dan keselamatan dari azab api neraka (QS 33:21).
Rasulullah SAW adalah tokoh yang layak, berkaitan dengan masalah
moralitas, ibadah, dakwah, pendidikan, sosial, politik, perjuangan ekonomi,
rumah tangga, bahkan peperangan. Melaksanakan kewajiban kepada Rasulullah SAW
akan sempurna jika kita memahami karakteristik risalah yang dibawa beliau.
Diantaranya adalah:
1.
Ajaran Nabi Muhammad adalah
penggabungan ajaran rasul-rasul sebelumnya. Sehingga ajaran Nabi SAW adalah ajaran yang mensejarah dan berkaitan dengan
kebenaran iman dan kebenaran syari'ah para nabi terdahulu (QS 2:136).
2.
Ajaran Muhammad bersifat
universal (QS ). Allah mengutus
Rasulullah SAW untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Risalah Nabi SAW cocok
untuk semua kelompok manusia dan semua zaman. Hal ini dimungkinkan karena
ajaran Islam karena Islam memenuhi kebutuhan realitas kehidupan. Di dalam
al-Qur'an ada dialog antara wahyu dengan umat manusia, antara Rasulullah SAW
dengan Allah, antara Rasulullah SAW dengan kaumnya.
3.
Ajaran Islam mementingkan yang mudah
bagi manusia, menghilangkan yang sulit. Yang
dimaksud dengan yang mudah bukan memudah-mudahkan. Melainkan kemudahan yang
sesuai dengan fitrah manusia, yang sesuai denganr realisasi yang ma'ruf dan
upaya untuk meninggalkan yang munkar.
Itulah beberapa kewajiban yang dapat dilakukan terhadap para rasul,
khususnya Rasulullah SAW dan spesifikasi ajaran yang dibawa beliau. Sebagai
bukti konsekuensi ikrar syahadah kepada Rasulullah SAW. Kita berupaya
semaksimal mungkin untuk dapat melaksanakannya. Semoga Allah memberikan
kemudahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar